Subscribe

RSS Feed (xml)

Powered By

Skin Design:
Free Blogger Skins

Powered by Blogger

16 Jan 2010

MAWAR HATI. Cerita di Sela Gempa Padang 300909

9 September 2009. Langit terlihat cerah siang itu, seperti sebuah lukisan di atas kannvas yang di beri cat biru muda dan dibubuhi gerombolan awan putih bak kapas yang beterbangan.

Bus NPM yang ditumpangi Seffa baru saja beranjak pelan meninggalkan terminal Rawamangun Jakarta, sang kondektur yang baru saja meng-absen semua penumpang pun kini sudah kembali ke bunkernya. Para penumpang terlihat sibuk dengan dunianya masing-masing. Ada yang langsung menyandarkan kepalanya ke belakang sambil memejamkan matanya, ada juga yang membaca Koran dan majalah yang dibeli dari lopper asongan yang selalu setia menemani para pemudik sebelum bus berangkat.

Seffa melihat ke luar lewat kaca jendela di sampingnya, terlihat gedung-gedung tinggi, bangunan-bangunan mewah, pedagang minuman yang tetap jualan meskipun ini adalah Ramadhan, diluar sana juga terlihat taman-taman hijau ditengah panasnya Jakarta,

Tidak terasa, sudah lima tahun ia berada untuk meraih mimpi di negeri Batavia itu dan kini ia akan pulang ke kampung halaman tercintanya untuk melepas rindu pada Ibundanya tercinta dan adik perempuannya, dan ziarah ke makam ayahnya yang meninggal 2 tahun lalu. Ada senyum bahagia tersungging di bibirnya, karena sebentar lagi ia akan bertemu dengan ibu yang sangat dicintainya. Lima tahun di rantau orang, Seffa memang baru pulang satu kali ke Padang-Pariaman. Itu pun hanya selama empat hari, dua tahun yang lalu ketika ayahnya meninggal dunia.

Betapa ia sangat merindukan peluk hangat ibunya. Hatinya tak kuasa mehahan haru dan rindu yang berdebam-debam di dadanya.

ibu, dalam rinduku, hanya ada bayangmu

Dalam sujudku, hanya ada doa untukmu

Walau ruang dan waktu terbentang begitu jauh…

Tapi, cintamu akan selalu utuh

Memelukku. “

Itu adalah puisi yang ditulis di didnding kost-annya ketika ia tinggal dan bekerja di Karawang. Sejak kepergian ayahnya dua tahun yang lalu, Seffa selalu berusaha menjadi anak yang berbakti dengan cara membahagiakan hati ibunya. Setiap kata-kata dan nasihat ibunya selalu dijunjungnya dan di simpan dalam nampan pualam beralaskan sutra. ia tidak pernah sekalipun membantah apa yang dikatakan ibunya. Karena ia tahu, kini ia hanya memiliki satu pintu yang masih terbuka untuk menuju surgaNya. Dan ia tidak akan menyakiti Ibundanya apapun alasannya, termasuk menolak permintaan juragan kontrakan di Karawang yang meminta agar ia mau menikah dengan putri tunggalnya, ia menolak permintaan juragan itu karena ibunya pernah pesan agar mencari jodoh orang Minang saja.

Karena cuaca Jakarta cukup panas Seffa pun tertidur lelap, dalam mimpinya, Ia melihat Ibu dan adiknya tersenyum padanya kemudian setelah itu, ia juga melihat sosok seorang wantia mengenakan gamis putih dan berjilbab putih tersenyum kearahnya, ia sangat mengenal wanita itu, dia adalah Shesfi, gadis manis asal Kerinci yang dikaguminya sejak masih duduk di bangku SMP, tapi ketika Seffa hendak menghampiri wanita itu, ia malah pergi menjauh. Seffa telah jatuh hati pada Shesfi saat masih cinta monyet zaman SMP dulu, tapi ia tak pernah berani mengungkapkan perasaannya itu sampai sekarang, diantara yang jadi pengahalang niatnya adalah karena walaupu lahir dan sekolah di kampung yang sama dengannya, Shesfi bukanlah orang Minang, shesfi tinggal di Minang karena ayahnya seorang tentara yang dinas dan bertugas di Padang-Pariaman. Selain itu sekarang Shesfi sedang menyelesaikan studi S1 di UNP Padang, sedang dia hanyalah seorang lulusan SLTA. Apalagi dua bulan yang lalu Seffa dapat berita bahwa Shesfi telah bertunangan yang membuat semangatnya semakin hilang untuk mencintai Shesfi, bahkan ia sampai sakit karena berita itu.

Yang mau shalat, yang mau shalat...? ayo turun...! waktu Ashar telah masuk kita akan berhenti setengah jam” kondektur bus berteriak dengan suara khasnya. Seffa terbangun dari mimpinya dan segera turun dari bus untuk shalat Ashar.

###

Malam baru saja beranjak ke peraduannya, suara jangkrik mulai terdengar di semak-semak, meramaikan sepinya malam yang selalu dilalui July dan emak di rumahnya di ujung desa. July menatap wajah emaknya yang sudah terlelap itu, kemudian menutupkan kain panjang batik ke seluruh badannya yang sudah ringkih di makan usia. July sangat mencintai emaknya, ia berubah sejak ayahnya meninggal dan tinggal hanya berdua dengan emaknya, dulu ia adalah anak bandel yang suka melawan. Malam itu July harap-harap cemas, karena kalau tidak ada kendala kakak laki-lakinya tercinta yang telah lima tahun merantau ke Jakarta akan sampai di rumah sebelum waktu sahur. Tepat jam dua July dibangunkan emaknya ”Abang mu sudah ngasih kabar dia sampai dimana?” tanya emak. ”belum mak...., mungkin HPnya lowbat, kan dia sudah dua hari diperjalanan”.

###

Pagi itu sekitar jam dua dini hari udara di Sicincin terasa sangat dingin, gerimis kecil menyambut kedatangannya menginjakkan kaki di Bumi Pariaman yang telah lima tahun ia tinggalkan. Bus NPM yang ia tumpangi baru saja berlalu di hadapannya. Seffa mengeluarkan HP dari dalam tasnya untuk mlihat jam, tapi HPnya mati karena selama tiga hari diperjalanan tidak dicharger. Beberapa tukang ojek yang biasa mangkal di terminal Sicincin segera menghampirinya. ”ojek diak.... pulang kama? (ojek dek mau pulang kemana?)” begitu sapaan khas tukang ojek disana. Setelah terjadi tawar menawar harga akhirnya, Seffa sefakat membayar dua puluh lima ribu untuk ongkos ojek dari Sicincin ke Sungai Sarik- pariaman, kampung halamannya.

Hanya dalam waktu kurang dari setengah jam tukang ojek yang cekatan telah mengantarkan Seffa sampai di halaman rumahnya di ujung desa, ia sudah tidak sabar segera bertemu dengan Ibunda dan adiknya July, mata Seffa terasa panas, ia tidak bisa menahan buliran-buliran bening yang berloncatan keluar dari kelopak matanya. Dadanya terasa sesak karena menahan berpuluh juta kerinduan yang bersemayam di dadanya. ”benar Mak... itu abang pulang...” dari balik tembok kusam rumah tua itu Seffa mendengar suara adiknya berkata pada emak. Pintu dibuka, Seffa yang sudah dari tadi menahan sesak di dadanya segera berlari memeluk emak dan adiknya, suara tangis pecah mengiringi waktu sahur di pagi itu.

###

Pagi yang masih menyisakan embun, karena matahari masih malu-malu untuk memperlihatkan wajahnya pada bumi. Orang-orang kampung baru saja selesai melaksanakan shalat Ied, pagi itu adalah pagi lebaran. Setelah silaturrahmi ke tetangga dekat, Seffa kembali ke rumah. Dia bersiap-siap karena Zainal temannya dan juga tetangga Shesfi yang baru saja pulang dari Kalimantan akan menjemput dan mengajaknya reunion bersama teman-teman lama waktu sekolah dulu.

Hari itu seharian Seffa dan Zainal keliling mengunjungi rumah demi rumah teman lama untuk reunion sekaligus mengantar undangan karena Zainal akan segera menikah lebaran ini.

###

Sore yang lembayung, sang mentari yang selalu setia menemani siang mulai beranjak pergi meninggalkan langit Pariaman petang itu. Shesfi merebahkan badannya di atas tempat tidur, ia baru saja selesai memasak untuk makan malam ayah dan empat orang adiknya. Sejak mamanya meninggal empat bulan yang lalu, dia lah yang mengurus semua pekerjaan rumahnya.

semua pekerjaan sudah beres, mau ngapain lagi ya...?” Shesfi berkata dalam hati.

SMS teman-teman Ah... ngucapin selamat lebaran” Gumamnya lagi

Setelah selesai mengetik kata-kata ucapan selamat lebaran di HP bututnya, pada menu option di HPya dia memilih kirim ke banyak, dan mulai ia memilih satu per satu nomor kontak yang akan dikiriminya ucapan selamat., tapi tangannya terhenti mencet keypad saat kontak yang akan dipilihnya menunjukkan sebuah nama ”SEFFA”,

kirim ga’ ya....., kirim ga’ ya....?

Dia ragu-ragu karena hatinya selalu berdebar saat membaca atau mendengar nama itu. Dia sendiri juga tak pernah tahu kenapa., yang ia tahu hanyalah dulu waktu SMP ia begitu kagum pada Seffa karena kepintarannya, tapi ia juga sering kesal karena Seffa suka jahil di kelas.

ah...., kirim aja lah..... OK!”

Di layar HPnya muncul tulisan ”Pesan Terkirim”

###

Sementara itu, Seffa sedang berada di rumah Ratna bersama Zainal merasakan getaran Handphone di saku celananya. Ketika di unlock terlihat tulisan ”sebuah pesan diterima” ketika dibuka......... sebuah pesan baru dari nomor +6285274423xxx

selamat idul fitri 1430 H, mohon maaf lahir dan bathin. Shesfi dan keluarga besar”

Membaca SMS itu hatinya berdebar kencang, seorang gadis yang nomornya telah ia hapus dari kontaknya dan dengan mati-matian dia lupakan, kini seakan hadir di hadapannya, dengan keluarganya. Seffa segera menguasai dirinya dan bersikap tenang agar Ratna dan zainal tidak curiga.

Seffa memberanikan diri untuk membalas

aq skrg lg di kmpung, ibu’ dimana? Leh g’ aq maen ke rmah ibu’?"

Tak lama kemudian ada balasan....

Fi lagi di S. Sarik, maen la ke sini... ntar malam aja, coz sekarang dah mo magrib”

OK.......” Seffa kembali membalas

Malam pun datang setelah shalat Isya Seffa menelpon Zainal

Nal,, Jemput saya donk..! saya mau ke rumah Shesfi”

Tunggu aja, saya akan datang” jawab Zainal.

Malam itu Seffa tidak tahu apa yang ia rasa dan fikirkan, yang jelas dia tau bahwa dia akan segera melihat dengan mata kepalanya sendiri pujaan hatinya telah berkeluarga, dan bahagia bersama orang lain. ”Tapi tak apa lah, hitung-hitung silaturrahmi” fikirnya.

###

Malam yang cerah, angin bertiup sepoi membelai kerudung bidadari yang menari di permadani langit bersama untaian bintang-bintang dan bulan sabit yang seakan tersenyum riang. Di atas motor dalam perjalanan pulang dari rumah Shesfi, hati Seffa berbunga-bunga, dia baru saja tahu bahwa Shesfi belum menikah dan tidak pernah tunangan. Dia merasa mempunyai jiwa yang baru dalam jasadnya, tapi seperti dulu dia tetap tidak sanggup mengungkapkan perasaannya itu.

Baru saja sampai di rumah, handphone-nya berdering dia melihat di layarnya tertera ”Shesfi Memanggil” dia terlonjak kaget.

hallo, Assalamualaikum.....”

waalaikum salam, uda besok telpon fi ya..! Fi mau nanya sesuatu sama uda”.

kamu mau nanya ap? tanya aja sekarang,,”

ga’ bisa, kita harus ketemu”

ya udah besok habis subuh aku telpon... asalamualaikum”

###

30 September 2009. Setelah selesai shalat subuh, seperti janjinya Seffa langsung menelpon Shesfi.

Bersambung........


Semoga Bermanfaat,


Salam Cinta Secinta-cintanya

(^_^)
SYAIFUL PUTRA
www.syaifuljourney.blogspot.com

Baca Selengkapnya!